KARYA INDONESIA

KARYA INDONESIA
INDONESIA

Kamis, 15 Januari 2015

PUISI PENCERHAN JIWA

Cinta senantiasa menghiasi kehidupan. Setiap manusia pasti memiliki cinta. Berangkat dari cinta, manusia bisa belajar menyayangi dan memiliki rasa rindu terhadap cinta yang ia miliki. sungguh suatu rasa yang kompleks yang sulit dijelaskan dan digambarkan dengan kata-kata. Inilah yang memacu seseorang untuk kemudian menciptakan puisi rindu, yang sengaja diungkapkan untuk orang yang dicintainya. Puisi Rindu I rindu adalah keresahan hati mengganggu pikir jiwa menciptakan jati diri yang lemah seperti dunia ini hampa bila tanpa orang yang dicintai (Moenthe Carlo) Begitu dalam makna puisi rindu yang diciptakan Carlo. Tergambar kepedihan jiwa, tanpa kehadiran orang yang dicintainya. Ia merasa lemah tanpanya. Pastinya, akan menjadi kuat jiwa seseorang dengan kehadiran seseorang yang dicintainya. Pantas saja jika kemudian, ada pepatah yang mengatakan : di balik laki-laki yang hebat, ada wanita yang besar. Tidak berlebihan jika kemudian Barrack Obama dalam pidato pengangkatan dirinya sebagai Presiden Amerika menyebutkan sosok yang membuatnya menjadi seorang laki laki seperti sekarang ini adalah ISTRINYA, MICHELE OBAMA. Puisi Rindu II akan ke manakah angin melayang tatkala turun senja nan muram pada siapa lagu kuangankan kelam dalam kabut rindu tertahan datanglah engkau berbaring di sisiku turun dan berbisik tepat di sampingku belenggulah seluruh tubuh dan sukmaku kuingin menjerit dalam pelukanmu akan kemanakah berarak awan bagi siapa mata kupejamkan pecah bulan dalam ombak lautan dahan-dahan di hati berguguran (Emha Ainun Nadjib) Puisi rindu karya Emha ini juga tidak kalah mengharukan. Betapa ia begitu mengharap hadirnya sang kekasih disisinya. Penyair yang telah melahirkan lebih kurang 25 antologi puisi yang berisi sekitar 800 judul puisi ini memang pernah berpendapat, jika seseorang ingin menghadirkan suatu karya, ia harus meyakinkan diri bahwa salah satu penikmatnya adalah dirinya sendiri. Dan jadilah orang banyak. Artinya, pada saat yang bersamaan, agar karya bisa dinikmati oleh orang banyak, ia juga harus rela untuk menjadi siapa saja. Tentu saja ilustrasi tersebut tidak mengatakan bahwa Emha cukup sukses mengatasi persoalan tersebut. Tetapi paling tidak untuk perspektif linguistis, karyanya memang memiliki "kelebihan" tertentu; dengan bahasanya yang padat, lugas, rileks, nakal, imajinatif, dan cerdas. Puisi Rindu III rindu adalah tali yang tak pernah putus merentang di tiang hati, di tiang mimpi kadangkala di singgahi burung yang mengelakkan kabut pada pagi dingin yang mengaburkan sinar matahari rindu adalah tiang yang tak pernah tumbang tegak dilorong kehidupan, disepanjang labuh usia disitu tergantung lampu kenangan dan ingatan biarpun hari semakin tua dan kelam sudah bermula rindu adalah lorong yang tak pernah tertutup dari musim ke musim ia menjadi laluan pengembara yang mencari cintanya yang hilang disitu rumput yang telah lama bertukar warna bunga dan daun silih berganti segar dan kuncup rindu adalah musim yang tak pernah tentram resah datang gelisah berulang mengusik nasib hanya dzikir dan do'a menjadi penawar mereda pedih dan sakit dan sesekali puisi menjadi nyanyian yang mengharukan dalam senyap air mata perlahan-lahan menitik (Nurasiyah dan Imat R.) Puisi rindu yang dibuat oleh penyair baru di atas juga memiliki makna mendalam. Bagaimana rindu membuat hidup menjadi tidak tentram. Hingga penyair memiliki penawar untuk dirinya dan siapa saja yang sedang dilanda rindu, yaitu dengan memperbanyak dzikir dan do'a.

Copy and WIN : http://bit.ly/copy_win